Selasa, 30 November 2010

bellatrix lestrange


Bellatrix Lestrange adalah salah satu tokoh Fiksi dari buku karangan J.K. Rowling , Harry Potter. Diceritakan Bellatrix disebutkan pertama kali di penampilan pertamanya di Harry Potter and The Goblet of Fire ( Harry Potter dan Piala Api ) saat pembicaraan Kau Tahu Siapa dengan para pelahap mautnya. Bella saat itu menjadi tawanan dari Penjara bagi para penjahat sihir, Azkaban.

Bellatrix " Bella " Lestrange ( Terlahir Black ) pada Film Harry Potter diperankan oleh Aktris asal Inggris Helena Bonham-Carter.

Bella adalah putri sulung dari pasangan penyihir murni dari keluarga Black, Cygnus Black dan istrinya Druella Black ( Terlahir Rosier ). Bellatrix Lahir tahun 1951-an dan meninggal pada tahun 1998.

Setelah Molly Weasley ( Terlahir Prewett ), ibu dari Ronald Weasley, sahabat karibnya Harry Potter serta Hermione Granger dalam pertempuran kedua melawan Kau Tahu Siapa ( Lord Voldemort ) di Sekolah Sihir Hogwarts akibat putri bungsu Molly Weasley, Ginny Weasley yang ingin dibunuh dengan salah satu dari tiga Kutukan Tak Termaafkan ( Unforgivable Curses ) oleh Bellatrix Lestrange.

Kutukan Tak Termaafkan ada tiga macam, yaitu:

  1. Avada Kedavra
  2. Imperius
  3. Cruciatus

Bellatrix Lestrange terbunuh oleh Kutukan Molly Weasley dimana Harry Potter dan teman seangkatannya menyelesaikan pendidikannya pada tahun terakhir di Sekolah Sihir Hogwarts.

Bellatrix Lestrange merupakan istri dari Rodolphus Lestrange yang juga Pelahap Maut. Bellatrix juga memiliki saudara ipar dari suaminya bernama Rabastan Lestrange yang juga Pelahap Maut. Namun Rodolphus dan Bellatrix tidak memiliki keturunan. Bella juga melukai pasangan Auror Frank dan Alice Longbottom dengan kutukan Cruciatus, salah satu dari Kutukan Tak Termaafkan (Unforgivable Curses).

Frank dan Alice Longbottom merupakan orang tua dari Neville Longbottom , sahabat dekat Harry Potter selain Ronald Weasley dan Hermione Granger. Bella melukai Frank dan Alice Longbottom bersama dengan suaminya Rodolphus Lestrange , saudara iparnya Rabastan Lestrange dan Barty Crouch Jr sehingga akhirnya dipenjarakan di Penjara Azkaban pada Pertempuran Pertama Dunia Sihir.

Keluarga :

Bellatrix Lestrange juga mempunyai dua saudara perempuan , yaitu :

Andromeda Tonks ( Terlahir Black ) yang menikah dengan Ted Tonks, penyihir kelahiran Muggle {bukan penyihir} dan memberinya keponakan perempuan, Nymphadora Tonks dan dihapus dari keluarganya yaitu Keluarga Black oleh Walburga Black, bibinya.

Narcissa Malfoy ( Terlahir Black ) adik bungsunya yang menikah dengan salah satu pelahap maut juga penyihir berdarah murni, Lucius Malfoy dan memberinya keponakan laki-laki, Draco Malfoy.

Bellatrix Lestrange juga dikenal sebagai salah satu tokoh antagonis dalam serial fiksi Harry Potter. Ia adalah seorang Pelahap Maut yang menganggap dirinya pelahap maut yang setia karena bersedia masuk ke Penjara Azkaban daripada mengkhianati Kau Tahu Siapa.

Bellatrix adalah sepupu jauh dari Sirius Black yang merupakan anggota Keluarga Black, dimana Keluarga Black memiliki rumah di Jalan Grimmauld Place No. 12 yang diwarisi oleh Sirius Black, dan dijadikan sebagai markas dari Orde Phoenix. Serupa dengan Andromeda Tonks, adik sepupunya Sirius Black juga dihapus dari keluarga Black oleh ibunya sendiri, Walburga Black. Walburga Black adalah istri dari Orion Black dan ibu dari Regulus Black. ( Menurut gambaran silsilah Keluarga Black oleh pengarangnya J.K Rowling).

Bellatrix tewas karena kalah dalam pertempuran Hogwarts dan ia dikalahkan oleh Molly Weasley karena kesal atas semua perbuatan bellatrix yang telah melukai anaknya george, membunuh fred dan nyaris membahayakan ginny.

Fenrir Greyback


Fenrir Greyback adalah salah satu tokoh antagonis dalam serial fiksi Harry Potter. Diceritakan bahwa pada dasarnya ia adalah manusia serigala yang pernah menggigit Remus Lupin -- teman dari James Potter, ayah dari Harry Potter -- semasa kecilnya sehingga menyebabkan Remus berubah menjadi manusia serigala sampai saat ini. Hal itu dilakukan karena Fenrir mempunyai dendam dengan ayah Remus. Fenrir digambarkan sebagai makhluk yang selalu haus darah, terutama darah anak kecil. Pada serial Harry Potter and the Half-Blood Prince, Fenrir turut serta bersama Pelahap Maut yang lainnya dan juga bersama Draco Malfoy dan Severus Snape dalam usaha mereka untuk membunuh Albus Dumbledore atas perintah Lord Voldemort.

Di Harry Potter dan Relikui Kematian, Greyback berperan sebagai anggota Snatchers, dan bersama dengan Scabior, ia menemukan Harry, Ron, dan Hermione di kemah mereka saat ia menggunakan nama Voldemort setelah nama itu dibuat Tabu. Greyback, Scabior, dan para Snatcher dikalahkan oleh Bellatrix Lestrange setelah diskusi singkat tentang siapa yang harus diberi hadiah untuk penangkapan Harry Potter dan teman-temannya, dan hanya Greyback yang tetap sadarkan diri. Bellatrix berjanji padanya untuk membawa Hermione sebagai balasan jasanya, tetapi para tahanan berhasil kabur dari Malfoy Manor. Di pertarungan terakhir, Hermione melindungi Lavender Brown yang tidak sadarkan diri dari serangannya dan ia menjadi tidak sadarkan diri karena serangan bola kristal dari Professor Trelawney. Ia kembali bergabung dalam pertarungan pada saat-saat terakhir Pelahap Maut, saat Ron Weasley dan Neville Longbottom bersama-sama memingsankannya.

Senin, 29 November 2010

Horcrux


Horcrux adalah benda sihir fiksi dalam seri Harry Potter karya J. K. Rowling. Konsep Horcrux untuk pertama kalinya diungkapkan dalam seri keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran. Horcrux-horcrux tersebut telah ditampilkan di seri-seri sebelumnya walaupun tidak pernah diidentifikasikan sebagai horcrux. Rowling mempergunakan tokoh guru Ramuan Horace Slughorn untuk menjelaskan mengenai Horcrux ini. Horcrux adalah fokus utama dalam buku terakhir dari seri ini, Harry Potter dan Relikui Kematian.

Pengertian

Horcrux adalah "suatu wadah di mana seorang Penyihir Hitam menyembunyikan bagian dari jiwanya untuk tujuan mencapai keabadian".[1] Dengan sebagian jiwa yang disimpan, seorang penyihir memiliki hidup yang sangat panjang selama selama horcrux itu tetap utuh, biasanya disimpan di tempat yang aman. Jika tubuh si penyihir hancur, bagian dari jiwa itu tetap terpelihara di dalam horcrux tersebut.[2] Namun demikian, hancurnya tubuh si pembuat Horcrux akan menyebabkan penyihir itu dalam kondisi "setengah-hidup" karena mereka kehilangan bentuk jasmani.[3] Sihir hitam yang diperlukan untuk menciptakan sebuah horcrux dianggap sebagai sihir keji yang sangat tercela sehingga jarang sekali dipublikasikan, bahkan di buku-buku Ilmu Hitam.

Horcrux dapat dibuat dari benda biasa, termasuk organisme hidup. Kehancuran benda horcrux akan menghancurkan juga bagian jiwa yang disimpan di dalamnya, mengakhiri perlindungannya, dan mengembalikan si pembuat ke keadaan dapat mati, kecuali tentu saja, jika si pembuat memiliki horcrux lainnya. Penghancuran suatu benda horcrux memerlukan benda sihir yang kuat yang menyebabkan horcrux itu tidak dapat memperbaiki dirinya sendiri, misalnya dengan mempergunakan bisa basilisk atau kutukan api. Jika seorang penyihir telah membuat lebih dari satu horcrux, ia akan tetap dalam keadaan tidak dapat mati hingga semua horcrux itu dihancurkan. Tanpa horcrux, si penyihir akan mati secara normal jika terluka.[4]

Lord Voldemort adalah satu-satunya penyihir yang secara eksplisit disebutkan telah membuat horcrux (walaupun ada juga penyihir yang telah membuatnya juga), dan merupakan satu-satunya penyihir yang diketahui pernah menciptakan lebih dari satu.[5]

Horcrux Voldemort

Pembuatan horcrux Voldemort adalah fokus utama dari alur terakhir seri Harry Potter.

Voldemort mempercayai bahwa tujuh adalah angka mistis yang sangat kuat sehingga ia dengan sengaja berencana membuat enam horcrux sementara bagian ketujuh dari jiwanya tetap ada di dalam tubuhnya.[HP6] Namun demikian, Voldemort secara tidak sengaja telah membagi jiwanya menjadi delapan bagian ketika ia gagal membunuh Harry. Kutukan Pembunuh yang gagal itu tidak saja menghancurkan tubuh Voldemort, tetapi juga merobek dan memasukkan bagian dari jiwanya ke dalam Harry. Voldemort yang tidak menyadari hal ini, membuat Nagini sebagai horcrux ketujuh dan terakhir.

Semua horcrux yang diciptakan secara sadar oleh Voldemort dibuat dengan menggunakan benda yang memiliki nilai yang penting atau cukup sentimental baginya.[HP6] Voldemort mempergunakan peninggalan-peninggalan dari keempat pendiri Hogwarts (kecuali peninggalan Godric Gryffindor), catatan harian masa kecilnya (yang berisikan bukti bahwa ia adalah keturunan dari Salazar Slytherin), cincin keluarga Peverell yang dimiliki oleh kakeknya, dan ular Nagini.

Dalam kesombongannya, Voldemort memberitahukan petunjuk tak kentara mengenai pembuatan horcrux-horcrux tersebut kepada para pengikutnya. Mengetahui mengenai horcrux ini, Regulus Black menduga dengan tepat bahwa liontin Salazar Slytherin adalah salah satu horcrux, dan mengorbankan dirinya untuk mengambilnya.[6]

Setiap horcrux dihancurkan oleh orang-orang yang berbeda, seperti dalam tabel berikut:

Horcrux Dibuat dengan kematian[6] Tempat disembunyikan Dihancurkan oleh Dihancurkan menggunakan Catatan
Catatan harian Tom Riddle Keluarga Riddle Dalam pemeliharaan Lucius Malfoy Harry Potter Taring Basilisk Lucius Malfoy memberikan catatan harian ini kepada Ginny Weasley tanpa menyadari bahwa benda ini adalah sebuah horcrux.
Cincin Marvolo Gaunt/Batu Kebangkitan Tom Riddle Senior Pondok Gaunt Albus Dumbledore Pedang Gryffindor Voldemort membuat horcrux ini tanpa menyadari bahwa benda tersebut adalah salah satu dari Relikui Kematian.
Liontin Salazar Slytherin Seorang gelandangan Muggle Gua pinggir laut Ron Weasley Pedang Gryffindor Dicuri dari Hepzibah Smith yang juga memiliki Piala Hufflepuff. Diambil dari gua pinggir laut pertama kalinya oleh Regulus Black dan Kreacher.
Piala Helga Hufflepuff Hepzibah Smith Bank Gringotts, dalam lemari besi Lestrange. Hermione Granger Taring Basilisk Dicuri dari Hepzibah Smith yang juga memiliki liontin Slytherin.
Mahkota Rowena Ravenclaw Seorang petani Albania Kamar Kebutuhan di Hogwarts Vincent Crabbe Mantera Fiendfyre Dicuri oleh putri tunggal Rowena Ravenclaw dan menyembunyikannya di Albani. Belakangan dipindahkan ke Kamar Kebutuhan oleh Voldemort. Hancur secara tidak sengaja.
Harry Potter Lily Potter Tidak ada Lord Voldemort Kutukan Pembunuh Ketika kutukan pembunuhnya berbalik, ada bagian dari jiwa Voldemort yang masuk ke kehidupan terdekat, Harry Potter. Meskipun ada spekulasi mengenai peranan Lily Potter dalam kejadian Harry menjadi horcrux ini, tapi tidak ada bukti bahwa kematian Lily ada hubungannya.
Nagini Bertha Jorkins Tidak ada Neville Longbottom Pedang Gryffindor Dumbledore mempercayai bahwa horcrux ini dibuat dengan kematian Frank Bryce, tapi J. K. Rowling menyatakan bahwa horcrux ini telah dibuat sebelumnya dengan kematian Bertha Jorkins.

Buku harian Tom Riddle

Cincin Marvolo Gaunt

Liontin Salazar Slytherin

Piala Helga Hufflepuff

Mahkota Rowena Ravenclaw

Harry Potter

Nagini

Nagini merupakan ular peliharaan Lord Vodemort. Kemunculan Nagini pertama kali disebutkan dalam buku keempat, Harry Potter dan Piala Api, pada awal cerita. Ular itu mengadu pada majikannya bahwa ada seorang Muggle tua yang sedang menguping percakapan Voldemort dan Peter Pettigrew dekat pintu.

Dalam buku kelima, Voldemort merasuki Nagini dan menggunakannya untuk memeriksa keadaan di Departemen Misteri. Tidak dijelaskan bagaimana caranya Voldemort merasuki ularnya, dan bagaimana juga caranya mengirim ular itu ke Kementerian Sihir. Saat sedang memata-matai Departemen Misteri, Arthur Weasley memergoki ular itu saat dia mendapat giliran jaga. Nagini menyerang Arthur dan menyebabkannya terluka cukup parah sehingga harus mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit St. Mungo. Kejadian ini diketahui oleh Harry Potter ketika dia mendapat penglihatan ke dalam pikiran Voldemort.

Dalam buku ketujuh, Nagini memakai tubuh Bathilda Bagshot yang sudah mati. Remus Lupin sudah berkata sebelumnya bahwa ada jenis sihir hitam yang belum diketahui oleh Harry Potter dan kawan-kawan, dan Hermione berpendapat bahwa ular yang "meminjam" tubuh manusia yang sudah mati adalah salah satu jenis sihir yang dimaksud. Dengan menyamar sebagai Bathilda, Nagini berhasil memikat Harry dan Hermione dan menahan Harry sebelum Voldemort datang. Bathilda tidak berbicara di hadapan Hermione karena sudah jelas akan ketahuan kalau dia menggunakan bahasa Parseltongue.

Di akhir buku ketujuh, Neville memenggal kepala Nagini dengan menggunakan pedang Gryffindorr.

Remus Lupin


Remus Lupin
Guru Hogwarts, Manusia Serigala
Jenis kelamin Laki-laki
Warna rambut Coklat (beruban secara prematur)
Keturunan Darah-campuran/Manusia serigala
Aliansi Orde Phoenix
Diperankan oleh David Thewlis (dewasa)
James Utechin (remaja)
Pemunculan pertama Harry Potter dan Tawanan Azkaban

Remus John Lupin (lahir 10 Maret 1959), nama panggilannya Moony, adalah karakter fiksi dari seri Harry Potter karangan J.K. Rowling. Dia tampil pertama kali dalam Harry Potter and the Prisoner of Azkaban sebagai guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Di film karakter ini diperankan oleh David Thewlis.

Ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Lupin adalah penyihir yang jauh lebih hebat daripada yang diperlihatkannya. Di jilid ketiga, ia membuat api di tangannya yang kosong, ini menunjukkan kemampuannya menciptakan sihir tanpa tongkat. Di jilid kelima, dia adalah satu-satunya petarung, selain Dumbledore, yang tidak terluka, terbunuh, maupun pingsan dalam pertempuran di Departemen Misteri.


Biografi

Lupin digigit oleh manusia serigala jahat, Fenrir Greyback, ketika masih kecil dan untuk seterusnya menjadi manusia serigala. Orangtuanya mencoba segala cara untuk mencari obatnya. Ketika keluarganya mengira bahwa ia tidak dapat masuk sekolah, Dumbledore yang sudah menjabat Kepala Sekolah Hogwarts kala itu memberinya ijin untuk masuk Hogwarts. Sebuah rumah dibangun di Hogsmeade dengan sebuah jalan masuk rahasia di bawah Dedalu Perkasa. Lupin diselundupkan ke dalam rumah ini untuk bertransformasi setiap bulan, untuk menjamin keselamatan dirinya dan orang lain. Transformasi dari manusia menjadi manusia serigala amatlah menyakitkan, dan ketika terisolasi dari manusia, atau ketika ditemani dengan hewan lain, manusia serigala akan menyakiti dirinya sendiri dengan gigi dan cakarnya disebabkan oleh rasa frustasinya karena tidak bisa menyerang makhluk lain. Penduduk desa mengira jeritan Lupin adalah suara hantu. Oleh sebab itu gubuk tersebut diberi nama "Shrieking Shack" (gubuk menjerit) dan dikenal sebagai tempat paling berhantu di Inggris. Meskipun tempat ini sama sekali tidak berhantu, Dumbledore menyebarkan rumor ini supaya penduduk desa tidak menyelidiki tempat ini.

Lupin berusaha menyembunyikan keadaan dirinya, tapi kawan-kawan terdekatnya, (James Potter, Sirius Black, dan Peter Pettigrew) mengetahui rahasia ini di tahun kedua mereka. Di kelas lima mereka mempelajari bagaimana menjadi Animagus untuk menemani Lupin selama masa transformasi. Manusia serigala hanya berbahaya terhadap manusia. Dia diberi nama panggilan "Moony" oleh kawan-kawannya karena kondisi dirinya yang bertransformasi setiap bulan purnama. Di kelas enam, Sirius membuat lelucon (yang berbahaya) terhadap Snape (Sirius, James, dan Peter membencinya, sementara Lupin tidak punya alasan untuk membencinya sampai di buku ke-6). Sirius memberitahu pada Snape kemana Lupin pergi setiap bulan, tahu bahwa Snape akan terbunuh bila ia mendekati Lupin ketika ia bertransformasi. Snape, yang berharap mereka akan memperoleh kesulitan, mengikuti petunjuk Sirius. James menghentikan Snape di tengah jalan untuk menyelamatkan dirinya, tapi Snape telah melihat Lupin bertransformasi, dan berjanji pada Dumbledore untuk merahasiakannya. Snape tidak pernah memaafkan Sirius (juga James dan Lupin) untuk lelucon itu dan yakin bahwa motif James menyelamatkannya adalah untuk kepentingan pribadinya, yaitu supaya tidak dikeluarkan dari Hogwarts. Dan meskipun Lupin tidak mengetahui sedikitpun tentang lelucon ini, Snape tetap membenci dan menyalahkan dirinya juga.

Lupin adalah seorang Prefek, biarpun ia kesulitan mendisiplinkan teman-temannya. Dalam sebuah wawancara, Rowling menghubungkan hal ini dengan keingingan Lupin untuk disukai, "karena ia telah begitu sering tidak disukai". Kesalahan utama Lupin adalah dia senang disukai. Sirius mengatakan bahwa Lupin adalah "anak baik" di Orde Phoenix, dan Rowling mengatakan bahwa dia adalah orang yang "dewasa". Sirius mengatakan bahwa Lupin tidak pernah andil dalam kenakalan mereka (terutama pada Snape), tapi Lupin menyesali dirinya karena tidak pernah menyuruh James dan Sirius untuk berhenti. Lupin juga salah satu pembuat Peta Perampok, yang akhirnya jatuh ke tangan Harry. Lupin adalah salah satu anggota awal Orde Phoenix.

Rowling pernah mengatakan bahwa Lupin adalah jenis guru yang ia inginkan. Baik hati dan mampu menampilkan yang terbaik dari setiap orang (misalnya meningkatkan kepercayaan diri Neville dengan cara mengajarinya untuk menghadapi boggart). Fakta bahwa dirinya adalah manusia serigala dan membutuhkan ramuan untuk mencegahnya menyakiti orang lain selama hidupnya membuat Lupin adalah simbol dari konsekuensi kecurigaan dan pengucilan, dan juga reaksi negatif masyarakat terhadap penyakit dan kecacatan.

Peran Lupin di Prisoner of Azkaban

Professor Lupin pertama kali muncul dalam Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, dimana ia mengajar Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di Sekolah Sihir Hogwarts. Dengan ramuan Wolfsbane yang disediakan secara rutin oleh Snape ketika ia berada di Hogwarts, mampu membuat Lupin tetap memiliki pikiran manusianya selama transformasi. Lupin mengajari Harry Mantra Patronus, satu-satunya cara untuk mempertahankan diri dari serangan dementor. Murid-murid, kecuali anak-anak Slytherin, sangat menyukai cara mengajarnya. Dia dianggap guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam terbaik menurut Harry dan kawan-kawannya, meskipun bila dilihat dari pesaingnya sesama guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam hal ini wajar sekali. Quirrell adalah pengikut Voldermort, Lockhart adalah penipu, Mad-Eye Moody, ternyata adalah Barty Crouch Jr., abdi setia Voldermort, Dolores Umbridge adalah kaki tangan kementerian, dan Snape adalah guru yang paling mengintimidasi di Hogwarts. Di akhir tahun ajaran, secara ‘tidak sengaja’ Snape mengatakan bahwa dia adalah manusia serigala. Hal ini yang menyebabkan Lupin mengundurkan diri sebagai guru, karena dia tidak ingin Dumbledore mendapat kesulitan dari para orang tua yang tidak ingin anak-anak mereka diajar oleh manusia serigala.Dan sekaligus membuat Harry tambah membenci Snape.

Peran Lupin di Order of the Phoenix dan Half-Blood Prince

Lupin kembali muncul sebagai anggota Orde Phoenix di Harry Potter and the Order of the Phoenix dan Harry Potter and the Half-Blood Prince, tapi perannya lebih kecil daripada di Prisoner of Azkaban.

Di Prisoner of Azkaban, ia digambarkan memiliki rambut coklat muda yang mulai berwarna kelabu. Di Order of the Phoenix, ia berwajah pucat dengan garis-garis yang seharusnya belum muncul. Pakaiannya kumal dan bertambal-tambal. Sangat sedikit di dunia sihir yang mau mempekerjakan manusia serigala dan nyaris semua mencurigainya. Dengan tambahan adanya undang-undang baru anti-manusia serigala dari Kementerian Sihir, menemukan pekerjaan adalah hal yang nyaris mustahil dan ilegal. Dengan ramuan Wolfsbane yang disediakan secara rutin oleh Snape ketika ia berada di Hogwarts, mampu membuat Lupin tetap memiliki pikiran manusia-nya selama transformasi.

Di awal buku kelima, Lupin adalah anggota Orde yang ikut menjemput Harry dari kediaman Keluarga Dursley. Disebutkan bahwa Lupin tinggal di Grimmauld Place, markas besar Orde Phoenix dengan Sirius Black, tapi tidak tinggal terus di sana, karena sering pergi untuk tugas Orde. Di bagian akhir, dia turut andil dalam pertempuran di Departemen Misteri.

Di Half-Blood Prince, Lupin menjadi mata-mata dalam kumpulan manusia serigala yang dipinpin oleh manusia serigala yang dulu menggigitnya, Greyback. Greyback adalah pengikut Voldermort. Lupin mengakui pada Harry bahwa motif manusia serigala bergabung dengan Voldermort karena mereka ditawari kebebasan. Sesuatu yang tidak mungkin mereka dapatkan saat ini. Di akhir buku terungkap bahwa Tonks mencintai Lupin. Dia menolaknya karena resikonya sebagai manusia serigala, dan mengatkan bahwa ia terlalu tua, terlalu miskin, dan terlalu berbahaya bagi Tonks. Meski demikian, mereka berdua terlihat bergandengan tangan di pemakaman Dumbledore.

Dalam seri terakhir buku Harry Potter yang berjudul Harry Potter and The Deathly Hallows ( Harry Potter dan Relikui Kematian ), dirinya kemudian menikah dengan puteri tunggal Ted Tonks dan Andromeda Tonks ( Terlahir Black ), yakni Auror Nymphadora Tonks. Remus Lupin dan Nymphadora Tonks memiliki putera bernama Teddy Lupin .

Namun, ia dan isterinya tewas pada Pertempuran di Hogwarts melawan Pelahap Maut dan keduanya juga memilih Harry Potter sebagai ayah baptis puteranya. Teddy Lupin, yang kemudian diasuh oleh neneknya Andromeda Tonks setelah orangtuanya tewas.

Perbedaan Buku dan Film

  • Dalam film adaptasi Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, Lupin dalam bentuk manusia serigalanya digambarkan lebih menyerupai manusia, meskipun di buku menyebutkan bahwa manusia serigala sangat mirip dengan serigala asli.
  • Dalam film, Lupin memiliki sedikit kumis dan bekas luka, biarpun hal ini tidak disebutkan dalam buku. Dia tampak lebih ceria dibanding di buku. Dan bajunya juga tidak kumal dan bertambal, tetapi hanya tampak biasa dan sederhana.
  • Dalam film tampak jelas sejak awal bahwa boggart Lupin berbentuk bulan purnama, sementara di buku hal ini baru diketahui di bagian akhir. Awalnya murid-murid mengira Lupin takut pada bola kristal, karena boggartnya berbentuk bola putih keperakan.

Etimologi Nama

Nama karakter adalah contoh jelas bagaimana Rowling menggunakan nama yang deskriptif untuk karakter ciptaannya. Nama depannya, "Remus", adalah nama dari salah satu orang kembar pendiri Roma, Romulus dan Remus, yang ketika bayi diasuh oleh serigala betina (bernama Lupa). Nama belakangnya, "Lupin", mengacu pada kata dalam bahasa Inggris "lupine" (artinya memiliki karakteristik atau berhubungan dengan serigala"), yang sebenarnya adalah turunan dari kata dalam bahasa Latin, "lupus" (serigala).

Relikui Kematian



Relikui Kematian atau the Deathly Hallows adalah tiga benda pusaka sihir fiksi yang diceritakan dalam buku Harry Potter dan Relikui Kematian karya J. K. Rowling dan menjadi judul dari novel tersebut. Ketiga benda tersebut adalah Tongkat sihir Elder (Elder Wand), Batu Kebangkitan (Resurrection Stone), dan Jubah Gaib (Cloak of Invisibility). Diceritakan dalam novel tersebut, terdapat legenda di dunia sihir bahwa orang yang berhasil menggabungkan ketiga benda tersebut akan mendapatkan kemampuan untuk mengalahkan kematian.

Menurut penulis J. K. Rowling, sumber ide mengenai ketiga benda ini "mungkin" adalah kisah The Pardoner's Tale bagian dari The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer.


Legenda Relikui Kematian

Kisah Tiga Saudara (The Tale of the Three Brothers)

Dalam novel ini, Albus Dumbledore mewariskan Hermione Granger sebuah buku kuno berjudul The Tales of Beedle the Bard dalam wasiatnya. Ketika Hermione membaca buku tersebut, ia menemukan sebuah simbol aneh yang digoreskan dalam salah satu halaman. Harry, Ron, dan Hermione pernah melihat simbol yang sama itu digunakan oleh Xenophilius Lovegood, ayah dari kawan mereka, Luna Lovegood. Xenophilius memberi tahu mereka bahwa simbol itu adalah simbol dari Relikui Kematian. Ia bertanya apakah mereka mengetahui Kisah Tiga Saudara (The Tale of the Three Brothers). Hermione menanggapi bahwa kisah itu terdapat dalam The Tales of Beedle the Bard dan membukakan halaman di mana simbol tersebut digoreskan.[HP7]

Kisah yang ditemukan dalam buku kuno itu menceritakan tentang tiga laki-laki kakak beradik yang hendak menyeberangi sebuah sungai yang terlalu dalam dan terlalu berbahaya untuk direnangi. Tetapi karena mereka adalah para penyihir yang hebat, mereka menyihir sebuah jembatan yang menyeberangi sungai itu. Di tengah-tengah jembatan, mereka menemukan sebuah seseorang berkerudung, yakni Sang Maut itu sendiri. Sang Maut menjadi murka karena ketiga bersaudara yang pandai itu melewati sungai itu tanpa terluka sementara orang-orang sebelumnya yang berusaha melalui sungai itu semuanya tenggelam. Sang Maut berpura-pura mengucapkan selamat kepada para penyihir itu dan memberi tahu bahwa setiap dari mereka layak mendapatkan hadiah atas sihir mereka yang mengagumkan.[HP7]

Saudara yang tertua, yang suka bertempur, meminta tongkat sihir tak terkalahkan yang layak untuk seorang penyihir yang telah mengalahkan Sang Maut. Untuk memenuhinya, Sang Maut mengambil ranting pohon Elder dan menciptakan sebuah tongkat sihir yang diberikannya kepada saudara tertua. Saudara yang kedua, yang angkuh, bermaksud mempermalukan Sang Maut lagi dan meminta kekuatan untuk memanggil yang telah mati. Sang Maut mengambil sebuah batu dari tepi sungai dan memberi tahu bahwa batu itu memiliki kekuatan kebangkitan. Saudara yang ketiga adalah yang paling rendah hati, paling bijaksana, dan tidak mempercayai Sang maut. Ia meminta sesuatu yang dapat membuatnya bepergian tanpa bisa diikuti Sang Maut. Jadi Sang Maut dengan sangat segan memberikan Jubah Gaib kepada saudara yang ketiga.

Setelah beberapa waktu, ketiganya berpisah dan pergi dalam pertualangan mereka masing-masing. Saudara yang tertua bertempur dalam duel yang selalu dimenangkan, membanggakan tongkat sihir yang didapatkannya dari Sang maut. Suatu malam, ketika ia sedang tidur, seorang penyihir yang iri hati mengendap-endap dan menggorok lehernya, lalu mengambil tongkat sihir itu untuk dirinya sendiri. Saudara yang pertama pun jatuh ke tangan Sang Maut. Saudara yang kedua memiliki sebuah rumah dan tinggal di sana sendirian. Ia mengambil batu itu suatu hari dan memutarkannya tiga kali di tangannya. Seorang wanita yang dicintainya, tapi telah meninggal dunia, muncul di sisinya. Wanita itu terpisahkan dari dunia kematian, sedih dan dingin. Saudara yang kedua menjadi gila dan membunuh dirinya sendiri untuk menyusul wanita yang dicintainya. Saudara yang kedua pun jatuh ke tangan Sang Maut. Namun demikian, Sang Maut tidak pernah menemukan saudara yang ketiga sampai ia melepaskan Jubahnya dan memberikannya pada putranya. Sang Maut pun muncul di sisi saudara yang ketiga yang menyambutnya sebagai kawan lama dan mereka pun meninggalkan dunia dengan sederajat.[HP7]

Identitas Ketiga Saudara

Setelah Hermione melihat simbol Relikui Kematian di makam Ignotus Peverell di Godric's Hollow dan Harry teringat akan Cincin Marvolo Gaunt yang memiliki lambang Peverell, mereka menyadari bahwa ketiga bersaudara tersebut adalah keluarga Peverell: Antioch (yang tertua), Cadmus (yang kedua), dan Ignotus (yang bungsu). Harry percaya bahwa ia adalah keturunan dari Ignotus sendiri karena Jubah itu diwariskan di dalam keluarganya. Belakangan, hal ini dibenarkan oleh roh Albus Dumbledore yang muncul kepada Harry pada akhir novel ini. Alasan yang sama menyimpulkan bahwa Voldemort, dari Keluarga Gaunt, adalah keturunan dari Cadmus. Rowling telah membenarkan bahwa Harry dan Voldemort memang berhubungan dengan keluarga Peverell dalam sebuah wawancara, sebagaimana umumnya banyak keluarga-keluarga penyihir memiliki leluhur yang sama.

Penanya: Setelah membaca mengenai pemilik asli Relikui Kematian, Peverell bersaudara, saya ingin tahu apakah Harry dan Voldemort bersaudara jauh: karena kakek Voldemort mewarisi cincin bertakhtakan Batu Kebangkitan?
J.K. Rowling: Ya, Harry dan Voldemort memiliki sedikit pertalian saudara melalui keluarga Peverell. Tentu, hampir semua keluarga penyihir memiliki pertalian jika kita menelusuri mereka selama berabad-abad. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Relikui Kematian, Peverell bersaudara menurunkan banyak keluarga penyihir.

Pertualangan mencari Relikui Kematian

J.K. Rowling mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa judul novelnya sebelum dinamai Relikui Kematian direncanakan Harry Potter and the Peverell Quest. Di sepanjang novel, banyak penyihir berusaha menemukan ketiga benda sihir Relikui Kematian, seperti diceritakan oleh Xenophilius. Tapi rupanya tidak banyak yang sukses menemukannya. Lagi pula, mereka tidak memiliki bukti di mana letaknya benda-benda tersebut dan sama sekali tidak memiliki bukti bahwa legenda ini memang benar-benar ada.

Relikui Kematian

Tongkat Elder

Tongkat sihir milik Albus Dumbledore dalam film-film Harry Potter. Jika versi film sesuai dengan bukunya, maka tongkat inilah Tongkat Elder

Tongkat Elder, yang melegenda sepanjang sejarah sebagai "Tongkat Kematian" atau "Tongkat Takdir", adalah tongkat sihir yang sangat kuat yang dibuat dari kayu pohon elder. Kemungkinan, tongkat ini adalah tongkat yang paling kuat yang pernah ada, dan bila digunakan oleh pemiliknya yang sah, ia kemungkinan tidak dapat dikalahkan dalam duel. Sebagaimana biasanya tongkat-tongkat sihir lainnya, Tongkat ini pun tidak akan mengizinkan dirinya digunakan untuk mencelakai pemiliknya yang sah. Kepemilikan tongkat sihir pun merupakan hal yang rumit. Sebagaimana dinyatakan oleh pembuat tongkat sihir Ollivander, kepemilikan suatu tongkat sihir hanya dapat dipindahkan secara tepat. Tongkat ini akan menundukkan diri kepada seorang pemilik yang baru, jika pemilik lamanya dikalahkan, dilucuti, dipingsankan, atau dibunuh. Hal ini dapat terjadi baik melalui duel sihir maupun melalui jalan non-sihir (membunuh seperti Muggle, misalnya). Jika pemilik tongkat meninggal tanpa dikalahkan, maka kekuatan tongkat sihir akan padam juga karena kekuatan itu tidak pernah dimenangkan dari pemiliknya.

Setelah menyombongkan tongkat sihirnya yang tak terkalahkan, Antioch Peverell tewas terbunuh ketika tidur oleh seorang musuh yang menginginkan tongkat itu. Sejak itu, tongkat sihir ini berpindah-pindah tangan di antara para penyihir yang haus kekuasaan. Setelah melalui beberapa masa, tongkat itu jatuh ke tangan Gregorovitch, seorang pembuat tongkat sihir Bulgaria. Gregorovitch berkoar mengenai Tongkat Elder yang dimilikinya untuk menaikkan popularitasnya ketika ia menghadapi persaingan dengan Ollivander. Ia berusaha mengungkapkan rahasia kedigdayaan Tongkat itu. Tongkat Elder kemudian jatuh ke tangan Gellert Grindelwald, yang mencurinya dari pembuat tongkat sihir yang terkenal itu. Tidak diketahui apakah Gregorovitch berhasil mengungkapkan rahasia Tongkat itu tapi ia mendapatkan reputasi terkenal di Eropa. Grindelwald kemungkinan memingsankan Gregorovitch ketika ia mencuri tongkat itu, karena Grindelwald mendapatkan kesetiaan tongkat itu. Kepemilikan Tongkat Elder kemudian berpindah ke Albus Dumbledore ketika ia mengalahkan Grindelwald. Dalam novel, Rowling tidak pernah secara eksplisit menuliskan bagaimana Grindelwald menjadi pemilik yang sah atas Tongkat Elder.

Ketika Dumbledore merencanakan kematiannya dengan Severus Snape, ia memaksudkan agar Snapelah yang mendapatkan Tongkat Elder tersebut. Dalam skenario ini, karena kematiannya bukan hasil dikalahkan, Dumbledore berharap agar dengan demikian kekuatan tongkat itu pun akan turut padam mengikuti kematiannya. Namun demikian, karena Draco Malfoy melucuti Dumbledore, maka rencana ini gagal dan Draco menjadi pemilik baru dari tongkat itu tanpa menyadarinya. Setelah kematian Dumbledore, tongkat ini diletakkan di dalam makam putihnya. Voldemort kemudian membuka makam tersebut dan mencuri tongkat itu menjadi miliknya. Belakangan ia menyadari bahwa ia tidak menjadi pemilik sesungguhnya dari tongkat itu karena ia tidak mengalahkan pemilik sebelumnya. Ia salah mengira bahwa tongkat itu telah menjadi milik Snape, karena Snapelah yang membunuh Dumbledore. Hak atas tongkat itu kemudian berpindah kepada Harry setelah ia melucuti Draco, walaupun Draco belum pernah sekalipun memegang Tongkat Elder itu.

Voldemort meluncurkan empat kali Kutukan Pembunuh kepada Harry, tetapi setiap kali selalu mengalami kegagalan. Kutukan Pembunuh yang pertama gagal, menurut Dumbledore, dikarenakan pengorbanan diri Lily Potter untuk melindungi Harry, dan setelahnya Harry menjadi Horcrux secara tidak sengaja. Kutukan yang kedua terjadi dalam buku keempat, ketika kedua inti tongkat melindungi Harry dan memberikan waktu kepada Harry untuk melarikan diri. Dalam kutukan pembunuh yang ketiga, Tongkat Elder menghancurkan bagian jiwa Voldemort yang berada dalam Harry (Voldemort tidak dapat membunuh Harry, tapi ia dapat menghancurkan bagian dari dirinya sendiri). Kutukan Pembunuh yang ketiga ini merobohkan Harry hingga ia masuk ke kondisi seperti-mati untuk beberapa saat, di mana ia mendapatkan pilihan untuk "terus melanjutkan" ke kehidupan setelah kematian, atau kembali ke dunia, dan ia memilih kembali. Kutukan Cruciatus Voldemort, yang digunakan terhadap Harry ketika Voldemort mengira bahwa ia telah tewas, tidak menyebabkan kesakitan atas Harry. Dalam pertempuran terakhir, Tongkat Elder mengenali tuannya yang sesungguhnya dan ketika menghadapi mantera Expelliarmus dari Harry, tongkat itu menyebabkan kutukan pembunuh terakhir Voldemort berbalik dan membunuh dirinya sendiri. Harry adalah pemilik yang sejati dari tongkat itu dan tongkat itu tidak dapat menyakitinya.

Harry belakangan mempergunakan Tongkat Elder untuk memperbaiki tongkatnya sendiri yang telah patah. Tindakan ini sebetulnya dianggap mustahil menurut Ollivander.

Rowling mengungkapkan dalam salah satu wawancaranya bahwa salah satu judul yang dipertimbangkan sebelum Harry Potter dan Relikui Kematian adalah Harry Potter and the Elder Wand[2]

Harry bermaksud mengembalikan tongkat itu ke makam Dumbledore dan bermaksud agar jika ia meninggal secara alami, maka kekuatan tongkat itu akan turut padam.

Batu Kebangkitan

Batu Kebangkitan memiliki kekuatan bagi pemiliknya untuk melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang sudah meninggal. Menurut dongeng mengenai asal usul Relikui Kematian, setelah mempergunakan Batu Kebangkitan, pemilik aslinya, Cadmus Peverell, membunuh dirinya sendiri setelah melihat tunangannya yang telah meninggal tapi tidak sungguh-sungguh bersama-sama dengannya. Setelah beberapa waktu, batu itu menjadi milik Marvolo Gaunt dalam bentuk cincin. Baik Albus Dumbledore dan Gellert Grindelwald menginginkan batu tersebut, tapi untuk alasan yang berbeda. Sementara Dumbledore menginginkannya untuk berkomunikasi dengan keluarganya yang telah meninggal, Grindelwald bermaksud menggunakannya untuk membuat tentara Inferi. Voldemort mengubah cincin itu menjadi sebuah Horcrux, tanpa menyadari kemampuan sihir dari batu yang bertahta pada cincin tersebut. Batu ini kemudian digunakan terakhir oleh Harry Potter sebelum ia menghadapi Lord Voldemort.[HP7]

Dumbledore menemukan cincin tersebut di antara reruntuhan rumah keluarga Gaunt, dan dengan segera menyadari bahwa benda itu adalah horcrux sekaligus salah satu dari ketiga Relikui Kematian. Karena kegairahannya akan penemuan Batu Kebangkitan itu, Dumbledore melupakan bahwa Horcrux itu kemungkinan besar telah dikutuk. Dimotivasi oleh hasrat terdalamnya, ia segera mencoba mempergunakan Batu itu untuk berbicara dengan keluarganya yang telah meninggal. Namun demikian, kutukan yang terdapat pada horcrux itu merusakkan lengannya dan mulai menyebar ke seluruh tubuhnya. Walaupun penyebaran itu berhasil dilokalisasi oleh Severus Snape di sebatas lengannya yang rusak dan menghitam saja, Dumbledore sama saja telah dihukum mati, hanya memiliki kemungkinan satu tahun untuk hidup. Sebelum meminta pertolongan Snape, Dumbledore telah menghancurkan terlebih dahulu Horcrux tersebut, dengan menggunakan pedang Godric Gryffindor. Batu itu kemudian diwariskan kepada Harry dalam wasiat Dumbledore, tersembunyi dalam Golden Snitch, yang ditangkap Harry dalam pertandingan Quidditch pertamanya. Snitch ini menampakkan sebuah pesan "Aku membuka pada akhirnya" ketika bersentuhan dengan bibir Harry. Harry tidak dapat membuka Snitch hingga akhirnya ketika ia hendak mengorbankan dirinya untuk dibunuh oleh Voldemort, ia menyadari bahwa "akhirnya" berarti kematian. Ketika ia membisikkan, "Aku sedang menuju kematian", Snitch itu membuka dan memperlihatkan Batu Kebangkitan di dalamnya. Harry menggunakan batu itu untuk memanggil orang tuanya, Sirius Black, dan Remus Lupin yang menenangkan dirinya sebelum ia menemui Voldemort.

Batu tersebut tergelincir dari jari-jari Harry yang kebas di Hutan Terlarang. Ia dan lukisan Dumbledore belakangan setuju bahwa Harry tidak akan mencari kembali batu itu ataupun memberi tahu orang lain di mana batu itu berada, guna mencegah ketiga Relikui Kematian disatukan kembali oleh seorang penyihir. Dalam sebuah wawancara, Rowling mengatakan bahwa ia lebih suka mempercayai bahwa salah satu centaurus menginjak batu itu dan menyebabkannya terkubur untuk selamanya. Dengan demikian, batu itu kemungkinan tidak akan pernah ditemukan lagi di Hutan Terlarang.

Jubah Gaib

Dalam legenda sihir, Jubah Gaib memiliki kekuatan untuk menutupi penggunanya dari penglihatan Sang Maut. Jubah Gaib ini adalah jubah gaib yang sejati yang tidak dapat lekang oleh waktu maupun mantera, seperti jubah gaib biasa lainnya yang digambarkan dalam dunia Harry Potter yang ditenun dari rambut makhluk gaib yang dikenal seperti Demiguise, yang dapat menjadi buram seiring waktu dan mudah dirusak oleh beragam mantera.[HP7] Jubah ini pada mulanya dimiliki oleh Ignotus Peverell yang dimakamkan di Godric's Hollow, dan diwariskan turun-temurun hingga kepada James Potter dan, akhirnya kepada Harry Potter, yang akhirnya menemukan bahwa dirinya adalah keturunan Ignotus. Jubah ini tidak sedang dipegang oleh James Potter ketika ia terbunuh; karena sebelumnya telah dipinjamkannya kepada Dumbledore yang memiliki ketertarikan besar akan Relikui Kematian. Ketika ia menyadari bahwa James Potter kemungkinan memiliki Jubah Gaib legendaris itu, ia meminjamnya untuk "mempelajarinya". Pada akhir Buku ke-7, Dumbledore menjelaskan kepada Harry bahwa sihir sejati Jubah itu dapat melindungi baik pemilik maupun orang lainnya, sebagaimana yang dialami Harry dan kawan-kawannya sepanjang seri ini.

Ular tidak dapat melihat mereka yang ada dibalik Jubah Gaib, tapi mereka dapat merasakan pergerakan dan panas tubuh, sehingga dapat mendeteksi orang yang bersembunyi. Pengguna Jubah Gaib juga dapat dideteksi menggunakan mantera "Homenum Revelio".[1] Dalam Harry Potter dan Piala Api, "Mad-Eye Moody" palsu juga dapat melihat Harry ketika ia mempergunakan Jubah Gaib, dengan menggunakan mata ajaib Moody yang asli.

Harry memutuskan Jubah Gaib sebagai satu-satunya Relik yang akan disimpannya, dan bermaksud untuk mewariskannya kepada keturunannya.

Relikui Kematian dan Horcrux

Pada mulanya, dipercayai bahwa ketiga Relikui Kematian dan Horcrux adalah benda-benda sihir yang dapat memperdayakan kematian. Namun demikian, Dumbledore memberi tahu Harry pada akhir novel ini, Harry Potter dan Relikui Kematian, bahwa meskipun Relikui Kematian menjadikan pemiliknya "menguasai kematian", ketiga benda itu tidaklah menjadikan pemiliknya hidup abadi. Justru, mereka yang "menguasai kematian" di sini sebetulnya adalah mereka yang tidak takut menghadapi kematian dan mereka adalah orang-orang yang sadar sepenuhnya bahwa setiap orang pada akhirnya harus mati.

Death Eater


Pelahap Maut atau Death Eater dalam bahasa Inggris, ada sebutan bagi pengikut Lord Voldemort, seorang penyihir ilmu hitam yang paling ditakuti di zaman kejayaannya, merupakan tokoh antagonis utama dalam novel seri Harry Potter karya J.K. Rowling.

Cikal bakal Pelahap Maut adalah murid-murid Slythern yang bersekolah di zaman yang sama dengan Tom Riddle muda.

Ketika Voldermort mengalami kejatuhannya dengan insiden di Godric's Hollow, kediaman Keluarga Potter, banyak Pelahap Maut yang masih hidup kemudian mengaku bahwa mereka menjadi pengikut Voldermort karena takut akan ancamannya. Tetapi ada pula yang terang-terangan masih memujanya, seperti Bellatrix Lestrange.

Ketika Voldermort kembali berkuasa di tahun keempat Harry di Hogwarts, ternyata masih banyak pengikut setianya yang kembali padanya. Dan setahun berikutnya, terjadi pelarian besar-besaran dari Azkaban, dan para pelarian ini kembali bergabung dengan tuannya untuk menebarkan teror. Ketika terjadi pertempuran di Departemen Misteri, ada beberapa Pelahap Maut yang berhasil ditangkap, seperti Lucius Malfoy, tetapi masih banyak pula yang berhasil melarikan diri.

Para Pelahap Maut ini menyerbu Hogwarts di tahun keenam Harry. Mereka diselundupkan oleh Draco Malfoy melalui Kamar Kebutuhan. Sekali lagi mereka berhasil lolos setelah Snape membunuh Dumbledore.


Para Pelahap Maut

Saat Ini

Pelahap Maut Yang Mati atau Tidak Memiliki Jiwa

Pengkhianat Pelahap Maut

Nymphadora Tonks


Nymphadora Tonks
Auror
Jenis kelamin Perempuan
Warna rambut bervariasi
(karena merupakan seorang metamorphmagus)
Warna mata bervariasi
(metamorphmagus)
Keturunan Darah-campuran
Aliansi Orde Phoenix
Diperankan oleh Natalia Tena
Pemunculan pertama Harry Potter dan Orde Phoenix

Nymphadora Tonks (diperkirakan lahir tahun 1973) adalah karakter fiksi dalam buku karangan J. K. Rowling, seri Harry Potter. Karakter ini pertama kali muncul dalam Harry Potter and the Order of the Phoenix (2003).

Tonks (yang tidak suka bila dipanggil dengan nama depannya) adalah wanita yang sangat bersemangat di usianya yang baru 20-an. Dia adalah salah satu Auror dan bergabung dalam Orde Phoenix. Sebagai seorang Metamorphmagus, dia bisa mengubah-ubah penampilannya, baik sebagai sarana penyamaran maupun untuk bersenang-senang saja. Meski Tonks adalah Auror yang handal, dia tidak terlalu bagus untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan cenderung canggung.

Dalam film Harry Potter and the Order of the Phoenix yang akan dirilis tahun 2007, Tonks akan diperankan oleh aktris Natalia Tena.


Latar belakang

Tonks bukan anggota asli dari Orde Phoenix karena di saat pertama kali Orde terbentuk, ia masih sangat muda. Dia bersekolah di Hogwarts dan nilai-nilainya pastilah sangat bagus karena ia memenuhi kualifikasi untuk menjadi Auror di kemudian hari – meskipun secara pribadi ia termasuk orang yang tidak memiliki kemampuan untuk bersikap baik (menurut kepala asramanya). Tonks melewati 3 tahun pelatihan Auror dari Kementerian Sihir, dimana dia mendapat nilai tertinggi untuk Penyaruan dan Penyamaran, tapi kesulitan dengan Penyelidikan Diam-Diam dan Pelacakan.

Peran Tonks dalam seri Harry Potter :

Orde Phoenix

Tonks dan rekannya sesama Auror yang juga anggota Orde, Kingsley Shacklebolt bekerja sebagai mata-mata untuk Orde di Kementerian Sihir. Mereka bekerja untuk Orde secara diam-diam, karena tindakan terang-terangan mendukung Dumbledore akan menyebabkan mereka kehilangan posisi di Kementerian. Padahal Orde sangat membutuhkan orang dalam Kementerian, mengingat Voldermort juga memiliki kaki tangan di Kementerian.

Tonks juga turut bertarung di Departemen Misteri bersama Alastor Moody, Sirius Black, Remus Lupin dan Kingsley Shacklebolt. Ia terluka karena serangan bibinya, Bellatrix Lestrange, dan harus dirawat di St. Mungo. Di bagian akhir buku, Tonks telah kembali sehat dan bersama Moody, Lupin dan beberapa anggota keluarga Weasley, mengantarkan Harry kembali ke Privet Drive Nomor 4 dan membicarakan tentang perlakuan Vernon Dursley terhadap Harry.

Pangeran Berdarah-Campuran

Selama tahun keenam Harry, Tonks ditempatkan di Hogsmeade dan ditugaskan untuk menjaga Hogwarts. Dia menyelamatkan Harry di Hogwarts Express dan beberapa kali terlihat di Hogwarts. Harry memperhatikan tingkahnya tampak aneh, kelihatan depresi, jarang tersenyum atau bersikap ramah seperti biasanya. Rambutnya yang biasanya berwarna cerah, sekarang berwarna coklat-tikus, yang mengindikasikan proses metamorfosisnya terganggu. Selain itu patronusnya berubah, dari entah apa (tidak pernah disebutkan, hanya Snape yang berkata bahwa Patronus Tonks berubah) menjadi patronus makhluk besar, berbulu dan berkaki empat. Perubahan seperti ini dapat terjadi karena adanya shock maupun dorongan emosi yang kuat. Harry dan Hermione mengira hal ini disebabkan karena kematian Sirius, pamannya, yang menjadi kesalahannya karena Tonks tidak bisa menghabisi Bellatrix Lestrange, lawan duelnya, sehingga Bellatrix pada akhirnya membunuh Sirius (atau lebih tepatnya mendorong Sirius terjatuh ke atap lengkung). Harry bahkan mengira Tonks mencintai Sirius, karena Patronusnya mirip dengan bentuk animagus Sirius.

Setelah kematian Dumbledore barulah terungkap misteri berubahnya perilaku Tonks, yaitu karena ia mencintai Lupin tetapi Lupin tidak menerimanya untuk alasan "tua, miskin, dan berbahaya". Jadi bentuk patronus Tonks sebenarnya adalah serigala dan rambutnya yang coklat merefleksikan rambut Lupin yang coklat-keabu-abuan. Tonks tidak mempedulikan bahwa Lupin adalah manusia serigala dan miskin (karena Lupin tidak dapat memperoleh pekerjaan disebabkan kondisinya sebagai manusia serigala), maupun bahwa Lupin jauh lebih tua dibandingkan dirinya. Lupin beranggapan Tonks berhak mendapatkan seseorang yang seusia dengannya, yang tidak membahayakan dirinya, dan mampu mencukupinya. Ketika pemakaman Dumbledore, Tonks dan Lupin terlihat bergandengan tangan, dan rambut Tonks sudah kembali berwarna merah muda, menandakan bahwa ia sudah tidak lagi mengalami depresi karena penerimaan Lupin.

Etimologi nama

Nymphadora arti harafiahnya adalah "Anugrah dari Nymph". Nymph adalah roh penjaga dalam mitologi Yunani yang menguasai pepohonan, hutan suci, sungai dan lautan. Selama zaman Renaissance, daerah utara Eropa menyandingkan Nymph dengan Elf. Dalam kisah klasik Shakespeare, A Midsummer Nights Dream, Elf tradisional Inggris berdampingan dengan Nymph Yunani sebagai pelayan Diana (Tatiana).

Nymph juga nama tahapan metamorfosis dari capung, yaitu sebelum capung dewasa.

Hubungan dan keluarga

Tonks berhubungan baik dengan Harry Potter, Hermione Granger dan Ginny Weasley. Mungkin disebabkan karena usianya yang tidak terpaut terlalu jauh dengan mereka. Sikapnya yang ramah dan kemampuannya menghibur (terutama dengan kemampuannya mengubah-ubah warna rambut dan bentuk hidungnya) membuat Tonks disukai. Dalam Half Blood Prince Tonks mengakui bahwa dia mencintai Remus Lupin.

Orang tuanya adalah Andromeda Tonks ( Terlahir Black ) dan Ted Tonks. Ayahnya Ted Tonks adalah penyihir kelahiran Muggle, sementara itu ibunya Andromeda adalah penyihir berdarah murni yang adalah putri dari Keluarga Black, yang sangat menjunjung tinggi kemurnian darah mereka. Oleh sebab itu, ketika Andromeda menikah dengan Ted, ia dikucilkan oleh keluarganya,serta dianggap sebagai pengkhianat. Kreacher, peri rumah Keluarga Black, tidak mau menerima perintah dari Tonks.

Orang tua Tonks tidak muncul dalam novel sejauh ini, dan nyaris tidak diketahui pasti detil tentang mereka. Tonks hanya disinggunya sedikit, bahwa Andromeda Tonks memiliki ilmu untuk membuat barang-barang tertata rapihan, dan Ted Tonks orang yang ‘slebor’. Andromeda yang orang yang bertanggung jawab memberi nama kepada puteri tunggalnya , Nymphadora pada Tonks, nama yang sangat dibencinya.

Ibunya ,Andromeda Tonks adalah sepupu Sirius Black, dan Andromeda Tonks juga merupakan kakak kandung dari Narcissa Malfoy (Istri dari Lucius Malfoy) dan adik dari Pelahap Maut Bellatrix Lestrange. Hubungan kekerabatan ini menjadikan Nymphadora Tonks sebenarnya adalah sepupu Draco Malfoydan keponakan dari Bellatrix Lestrange dan Narcissa Malfoy.

Dalam Pangeran Berdarah-Campuran, terungkap bahwa Tonks mencintai Remus Lupin, tapi merasa frustasi dan tertekan karena penolakan Lupin karena alasan bahwa Lupin "terlalu tua, terlalu miskin, ... terlalu berbahaya". Hal ini menjelaskan perubahan kepribadian dan rupa Tonks. Namun demikian, Lupin berhenti menolak setelah peristiwa kematian Dumbledore dan peristiwa digigitnya Bill Weasley oleh manusia serigala Fenrir Greyback.

Hal ini menyebabkan kepribadian dan rupa Tonks kembali ke "normal"[HP6] Dalam buku seri terakhir Harry Potter dan Relikui Kematian ( Harry Potter and The Deathly Hallows ), Nymphadora Tonks mempunyai seorang anak laki-laki dari pernikahannya dengan Remus Lupin dan putranya diberi nama Teddy Lupin. Teddy Lupin juga adalah anak baptis Harry Potter. Nymphadora Tonks dan Remus Lupin Tonks tewas dalam pertempuran di Hogwarts dalam usaha melawan Lord Voldemort dan para Pelahap Mautnya.